Sejarah Permusuhan Setan dan Manusia

Penciptaan Nabi Adam Alaihissalaam
Segala yang berlaku di jagad raya ini tidak akan pernah terlepas dari takdir Allah Ta’ala yang menyimpan hikmah yang berharga terutama bagi umat manusia sebagai khalifah dimuka bumi. Allah Ta’ala telah memberikan amanah kekhilafaan kepada manusia dan jauh sebelum nabi Adam alaihissalaam diciptakan Allah telah mengabarkannya kepada para malaikat dalam firmannya;
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (al Baqarah: 30)
khilafah adalah amanah yang sangat berat yang harus dijaga oleh Adam alaihissalaam dan anak cucunya kelak. Malaikat tahu bahwa amanah ini amatlah berat dan tentu saja manusia sebagai makhluk yang lemah bisa melanggar amanah ini. Oleh karena itulah, malaikat merasa prihatin dan berkata kepada Allah;
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (al Baqarah:30)
Apa yang menyebabkan malaikat bertanya dengan nada prihatin?
Sebagai makhluk yang diciptakan sebelum manusia, malaikat telah melihat kerusakan yang diperbuat oleh kaum jin. Mungkin juga malaikat telah mengetahui bahwa unsur tanah sebagai penyusun manusia lebih dominan pada dirinya sehingga manusia bayak berbuat kezholiman dan kemaksiatan. Ada kemungkinan juga malaikat telah mendapatkan ilham/firasat dari Allah Ta’ala bahwa suatu saat hal yang ditakutkannya itu akan terjadi dan diperbuat oleh manusia sesuai takdir dan kehendak Allah Azza Wajalla. Oleh karena itulah malaikat menanggapi penciptaan Adam dengan pertanyaan yang mengandung keprihatinan dan rasa kasihan kepada manusia bukanlah maksud pertanyaan tersebut sebagai bentuk protes kepada Allah Ta’ala. Allah pun menjawab pertanyaan tersebut dengan firmanNya; Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(al Baqarah:30)
Jadi, Pertanyaan malaikat sebenarnya menunjukkan bahwa mereka tahu bahwa diantara anak keturunan Adam, akan ada yang membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah. Padahal Malaikat adalah makhluk Allah yang senantiasa taat kepadaNya(berbeda dengan manusia). Malaikat tidaklah bermaksud hasad atau merendahkan keturunan Adam. Allah Ta’ala pun menjawab pertanyaan malaikat dengan mengatakan "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(al Baqarah:30). Yaitu, dalam penciptaanku ada hikmah yang tidak kalian ketahui.
Allah Azza Wajalla menciptakan Adam sebagaimana diterangkan dalam sebagian hadits diantaranya; hadits yang diriwayatkan dari Abu Musa al Asy’ary bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;” sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari genggaman yang digenggamnya dari seluruh (jenis)tanah, maka lahirlah keturunan Adam sesuai kadar tanah itu, maka diantara mereka ada yang lahir dengan (kulit)putih, merah dan hitam dan diantara itu(pertengahan), dan yang jelek, bagus, mudah(senang), sedih(susah) dan diantara itu(pertengahan)”.
Jadi, Adam alaihissalaam diciptakan dari segenggam tanah, hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya;
dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.(ar Ruum:20)
firmanNya;
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia.(Ali Imran:59)
Nabi Adam –alaihissalaam- adalah manusia pertama. Beliau diciptakan pada hari jumat sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam; “hari terbaik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu dia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula ia dikelurakan darinya” (HR.Muslim)
Setelah Allah telah menciptakan Adam dan menyempurnakannya, iblis pun berputar mengelilinginya. Hal ini dikabarkan dalam shahih muslim; setelah Allah menciptakan Adam, Allah meninggalkannya sesuai kehendaknya untuk membiarkannya, maka iblis kemudian mengelilinginya, maka ketika ia melihat Adam sosok makhluk yang berongga tahulah(iblis) bahwasanya Adam tidak mampu menahan(nafsunya)”
Saudaraku, Ini menunjukkan bahwa permusuhan kita dengan Iblis sudah bermula dari diciptakannya Adam. Dan permusuhan ini tidak berhenti dan tidak akan pernah berhenti sampai hari kiamat. Bahkan setiap ada kelahiran anak manusia, setiap itu pulalah syaithan mengumumkan permusuhan dengannya. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah; “ tidaklah setiap anak dilahirkan kecuali nakhasahu oleh syaithan, fayastahillu dengan keras dari naskhati syaithan, kecuali anaknya Maryam(Isa) dan ibunya”(HR. Muslim)
Kelak di akhirat, syaithan akan berkhutbah di dalam neraka. khutbah itu akan menjadikan hati para pelaku maksiat dan orang kafir menjadi penuh dengan kesedihan, penyesalan dan kerugian. Sehingga siksaan mereka pun semakin bertambah. Allah berfirman;
dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.(Ibrahim:22)
Sifat Penciptaan Nabi Adam Alaihissalaam
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengabarkan tentang sifat penciptaan Adam;” Allah Azza Wajalla telah menciptakan Adam dalam bentuknya; tingginya 60 hasta, setelah Allah menciptakannya, Allah berkata; pergilah, lalu ucapkanlah salam kepada kawanan itu(kawanan malaikat yang sedang duduk,pen-) dan dengarkanlah apa yang mereka jawab atas salam itu, karena sesungguhnya itu adalah ucapan tahiyatmu dan tahiyat anak cucumu. Maka Adam pun pergi lalu berkata; Assalaamu Alaikum. Maka para malaikat menjawab; Assalaamu Alaika Warahmatullah. Rasulullah berkata; maka mereka menambahnya(lafadz tahiyat) untuknya; warahmatullah. Rasulullah bersabda; jadi setiap yang masuk surga sesuai dengan bentuk Adam dan tingginya 60 hasta, makhluk senantiasa akan berkurang(tingginya) setelah Adam sampai sekarang(zaman Rasulullah). (Muttafaqun Alaihi)
Dalam riwayat yang lain, dari Abu Huraira bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda; “ di saat Allah telah menciptakan Adam dan meniupkan Ruh kepadanya, Adam pun bersin dan mengucapkan; Alhamdulillah, ia memuji Allah dengan izin dariNya.lalu berkatalah tuhannya kepadanya; Yarhamukallah wahai Adam,pergilah kepada mereka para malaikat(kepada para malaikat yang sedang duduk)…”(HR. Tirmidzi dan Hakim dengan sanad yang shahih)
Peristiwa Yang Terjadi Antara Adam, Malaikat Dan Para Musuhnya Dari Kalangan Jin
Sebagaimana yang telah kita jelaskan sebelumnya bahwa Allah Azza Wajalla menciptakan Adam dari segenggam tanah dan dengan meniupkan ruh dariNya kepadanya. Lalu Allah berkata dalam al-Qur’an;
Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.(al Hijr:29)
Perintah ini Allah tujukan kepada para malaikat yaitu hamba Allah yang mempunyai sifat yang mulia sebagaimana firman Allah;
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(at Tahriim:6)
Jadi para malaikat taat kepada perintah tuhannya. Mereka pun sujud untuk Adam sebagai bentuk penghormatan kepadanya. Tak satu pun malaikat yang menyelisihi perintah ini, mereka semua sujud. Oleh karena itulah, Allah Azza Wajalla mengisahkan mereka dalam firmanNya;
lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya,(Shaad:73)
Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata; dan ini adalah penghargaan yang besar dari Allah Ta’ala kepada Adam, Allah (juga)memberikan nikmat(penghargaan itu) kepada keturunannya dimana Allah mengabarkan bahwa Dialah yang menyuruh malaikat untuk sujud kepada Adam.
Ibnu Katsir-rahimahullah- juga berkata; jadi (penghargaan) ini ada 4 kemuliaan; Allah menciptakannya dengan tanganNya yang Agung, dan meniupkan ruh dariNya kepada Adam, dan Allah menyuruh malaikat sujud kepadanya,dan Allah mengajarkan nama-nama sesuatu(makhluk, pen-) kepada Adam…”
Allah Mengajari Adam
Kisah ini telah dikabarkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya;
dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!"(al-Baqarah:31)
Ibnu Katsir berkata; posisi ini (pada ayat ini ) disebutkan di dalamnya tentang Adam dan keumuliaannya dibandingkan dengan para malaikat, karena Allah Ta’ala mengajarkannya ilmu yang belum diketahui malaikat….”
Mujahid berkata; Allah mengajarinya nama setiap binatang, burung dan segala sesuatu, dan demikianlah pula yang dikatakan oleh beberapa salaf.
Para malaikat sujud sebagai ketaatan atas perintah tuhannya, Allah berfirman;
dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah[36] kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir.(al-Baqarah:34)
penolakan iblis untuk sujud disebabkan karena hasad dan kesombongannya atas Adam. Iblis beralasan sebagaimana dikabarkan dalam al-Qur’an;
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".(alA’raf:12). Jadi, iblis menganggap dirinya lebih mulia dari Adam.
Dalam masalah ini, alImam asy Syinqiithy -rahimahullah- dalam tafsirnya berkata: dan kiasan(alasan) iblis ini –semoga Allah melaknatnya- adalah bathil ditinjau dari tiga sebab;
Yang pertama; bahwa kiasan itu adalah ungkapan yang salah karena ketidaksesuaiannya dengan nash(dalil) yang jelas sebgaimana yang telah dipaparkan.
Yang kedua; bahwa kita tidak menerima (pernyataan) bahwa api lebih baik daripada tanah; bahkan tanahlah yang lebih baik dari api…”
Beliau juga berkata; “jika anda ingin mengetahui kadar tanah, maka lihatlah taman yang hijau dan apa yang ada di dalamnya berupa buah-buahan yang enak, dan bunga-bunga yang cantik dan udara yang sejuk, (dari situlah) anda mengetahui bahwa tanah lebih baik dari api”.
Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membuktikan bahwa api tidaklah lebih baik dari tanah, karena sifat api adalah membakar, merusak dan menghancurkan sesuatu. Berbeda dengan tanah. Ketika Anda menaburkan biji pada tanah, sungguh ia akan memberimu pohon, dahan,buah dan biji. Ia akan memberimu banyak manfaat.
Yang ketiga; bahwa seandainya kita menerima dengan cara perdebatan bahwasanya api lebih baik dari tanah; maka sesungguhnya itu bukanlah suatu keharusan bahwa iblis lebih baik dari Adam karena kemuliaan asal(unsur asal) tidaklah mengharuskan yang cabang(unsur turunan) juga mulia. Bahkan bisa jadi yang asal itu tinggi nilainya dan yang cabang(turunan) itu rendah. Sebagaimana perkataan seorang penyair;
Dan jika kamu berbangga dengan bapak-bapak(mu) yang memiliki kemuliaan
Kami(pun) mengatakan, kamu benar akan tetapi betapa buruk apa yang mereka lahirkan(krturunannya)
Apakah iblis berasal dari jin atau malaikat?
Mungkin kita menyangka bahwa iblis adalah kalangan malaikat karena mereka iblis hidup bersama para malaikat. Namun pernyataan ini terbantahkan dengan firman Allah;
dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.(al Kahfi:50)
dalil ini secara tegas sudah menjelaskan bahwa iblis bukanlah berasal dari malaikat.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “malaikat diciptakan dari cahaya, dan jin diciptakan dari api yang menyala, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan untuk kalian”(HR.Muslim)
Iblis menolak untuk sujud kepada Adam, Allah pun berkata kepadanya yang artinya;
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina". iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu Termasuk mereka yang diberi tangguh." iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,(al A’raaf:12-16)
Kemudian iblis meminta kepada Allah untuk ditangguhkan sebagaimana yang Allah Ta’ala kabarkan dalam firman-Nya;
“iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".(Shaad:79)
Dan dengan ketetapan Allah Ta’ala, Iblis pun ditangguhkan hukumannya sampai hari kiamat. Allah Ta’ala berkata kepadanya;
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang diberi tangguh,sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)".(Shaad:80-81)
Berikut hikmah dari penangguhan Allah Ta’ala terhadap Iblis;
- Allah Ta’ala memberitahukan kepada Adam dan keturunannya tentang permusuhan mereka dengan Iblis, hal tersebut Allah jelaskan dalam firman-Nya:
Maka Kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.(Thahaa: 117.)
- Allah Ta’ala memberikan peringatan kepada anak cucu Adam secara umum tentang tipu daya dan permainan iblis beserta tentaranya dari kalangan jin dan manusia; Allah Azza Wajalla berfirman; Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga….)al a’raf: 27)
Firma-Nya juga; Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala(Faathir: 6.)
- Allah Tabaaraka Wata’ala menjelaskan kepada Adam dan keturunannya bahwa jalan iblis untuk menyesatkan mereka sangatlah banyak, diantaranya dengan memusatkan kerja mereka dengan menjauhkan manusia dari kebenaran; sebagaimana pernyataan tegas dari iblis dalam firman Allah;
iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,(al A’raaf:16.)
Iblis juga akan menyatakan bahwa mereka akan menyesatkan manusia dari segala penjuru, Allah Ta’ala berfirman; Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).(al a’raf: 17.)
Mereka akan mendatangi manusia untuk menyesatkannya dari jalan Allah pada setiap penjuru dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala; Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka (al israa:64.)
Akan tetapi segala tipu daya syaitan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang benar-benar beriman.
Allah Ta’ala juga memberitahukan kepada Adam dan keturunannya bahwasanya iblis tidak akan mampu untuk mengganggu hamba yang ikhlas dalam beriman dan senantiasa taat kepada tuhannya, sebagaimana firman-Nya; Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, Yaitu orang-orang yang sesat.(al hijr: 42.)
Saudaraku, sepatutnyalah seorang mukmin senantiasa memohon perlindungan dan bertawakkal hanya kepada Allah Azaa Wajalla karena dengan jalan itulah Allah akan menjauhkannya dari godaan setan dan iblis –la’natullahi ‘alaihi-
Allah Ta’ala berfirman; Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.(al a’raf:200-201)
Dalam ayat diatas menjelaskan perisai seorang mukmin dalam melawan tipu daya iblis dan tentaranya.
Keluarnya Adam dari surga
Saudaraku di jalan Allah, telah kita ketahui bahwa Allah Azza Wajalla telah meankadirkan Adam dan isterinya Hawa tinggal di dalam surga. Hawa adalah isterinya yang diciptakan oleh Allah Azza Wajalla dari tulang rusuk Adam. Keduanya telah dibolehkan menikmati berbagai fasilitas di surga dan buah-buahannya. Namun, Allah Azza Wajalla juga memberikan satu syarat, sebagaimana firman-Nya; Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.(al baqarah:35)
Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
Dari ayat tersebut dapat kita cermati bahwa larangan Allah Azza Wajalla adalah mendekati pohon, namun maksudnya adalah larangan makan dari pohon itu karena dengan mendekati pohon tersebut, tentu akan berpeluang pada memakan buahnya. Jadi, barang siapa yang mendekati daerah larangan, maka besar kemungkinan ia akan masuk ke daerah itu. Yang jauh dari mata akan jauh dari hati, dan jika manusia mendekati perkara haram ia akan terjatuh ke dalamnya seperti seorang penggembala yang menggiring ternaknya di dekat daerah larangan, maka sangat besar kemungkinan ia akan masuk ke daerah larangan.
Tinggallah Adam di surga dengan menikmati berbagai kenikmatan yang ada di dalamnya, kenikmatan yang menyenangkan jiwa dan penglihatan. Beliau berpindah dari pohon surga yang satu ke pohon yang lain dan menjadikannya tempat berteduh, beliau juga memetik bunga-bunga surga, menikmati buah-buahannya, meminum air surga yang tawar. Beliau menikmati semuanya dengan ditemani oleh istrinya.
Akan tetapi, iblis sudah bersumpah pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan Adam dalam kesenangan dan kenikmatan itu. Iblis telah mengumandangkan permusuhannya kepada Adam dan anak cucunya. Maka, iblis pun mendatangi Adam untuk membangkitkan nafsu cintanya kepada keabadian, kekuasaan dan kekayaan, Allah Ta’ala berfirman;
Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"(thaha: 120.)
Pohon itu dinamakan Syajaratulkhuldi (pohon kekekalan), karena menurut syaitan, orang yang memakan buahnya akan kekal, tidak akan mati, pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
Juga firman-Nya; Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk Menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka Yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)".(al A’raf: 20.)
Jadi, iblis membisikkan kepada keduanya dengan tipu daya bahwa dengan memakan dari pohon terlarang tersebut Adam dan istrinya akan menjadi kekal dan abadi. Namun, iblis tidak berhenti sampai disitu. Bahkan ia melakukan pengelabuan dengan mengatakan bahwa dirinya hanyalah seorang penasehat. Sebagaimana firman Allah Ta’ala;
Dan Dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah Termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",(al A’raf: 21.)
Qatadah berkata; Iblis bersumpah dengan Allah Ta’ala kepada keduanya hingga iblis menipu mereka berdua, iblis pun berkata; sesungguhnya diciptakan sebelum kalian, dan saya lebih tau daripada kalian maka, ikutilah aku lalu akupun memberi kalian petunjuk.
Adam pun memahami bahwa tidak ada makhluk yang berani bersumpah kepada Allah untuk berdusta. Sehingga, tanpa ragu ia pun menuruti rayuan iblis. Akhirnya keduanya makan dari pohon tersebut sehingga Allah menyingkap apa yang tertutup pada keduanya yaitu aurat mereka berdua. Atas kejadian itu, keduanyapun menutup aurat denngan daun surga Allah Azza Wajalla berfirman; Keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi.(al A’raf: 23.)
Lalu Allah mengampuni dosa keduanya dan menerima taubat keduanya sebagaimana firman-Nya; Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(al Baqarah:37)
Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.
Peristiwa inilah yang menjadi sebab keluarnya Adam dan istrinya dari Surga dan diturunkannya mereka ke bumi. Sementara itu, permusuhan iblis terhadap manusia akan terus berlanjut di bumi. Demikianlah jalan hidup anak cucu Adam yang senantiasa dihiasi oleh suka dan duka, kebenaran dan kebatilan. Turunnya Adam beserta Istrinya ke Bumi adalah dengan mengemban amanah sebagai khalifah yang akan menjaga kemaslahatan. Tugas inilah yang dibebankan oleh Allah kepada umat manusia dari generasi ke generasi.
Kisah yang terjadi antara Nabi Adam dan Nabi Musa -‘Alaihimassalaam-;
Al Imam Abu Ja’far bin Jarir dalam kitab Tarikhnya menyebutkan bahwa; sesungguhnya Hawa melahirkan 40 Anak untuk Adam dalam 20 kali kehamilan. Dikatakan pula bahwa Hawa hamil sebanyak 120 kali dan melahirkan anak laki-laki dan perempuan setiap kali kelahiran. Anak pertama mereka adalah Qaabil dan saudarinya Qudzaiman dan anak terakhirnya bernama Abdul Mugits dan saudarinya Ummul Mugits. Kemudian tersebarlah manusia, menjadi banyak dan berkembang biak di muka bumi, sebagaimana firman Allah Ta’ala;
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (an Nisaa:1)
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Kitab Shahihnya; dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata; bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam; “Adam dan Musa saling protes di sisi Tuhannya, lalu, Musa memprotes Adam, Musa berkata; Kamu adalah Adam yang Allah telah menciptakanmu dengan tangan-Nya, dan meniupkan rohnya kepadamu, dan membuta sujud kepadamu para malaikatnya, dan yelah membutmu tinggal di surga-Nya, kemudian manusia diturunkan ke Bumi karena kesalahnmu?! Lalu Adam berkata; Kamu adalah Musa yang telah Allah pilih dengan risalah dan kalamnya, dan Allah telah memberimu al alwaah, di dalamnya merupakan penjelas segala sesuatu, dan Allah telah mendekatkanmu najiiyan, lalu berapakah lamanya kamu dapati bahwasanya Allah telah menulis taurat sebelum aku diciptakan? Berkata Musa; selama 40 tahun. Berkata Adam; lalu apakah kamu mendapati didalamnya(ayat); wa ashaa aadamu rabbahu faghawaa berkata(Musa); ya, berkata(Adam); maka apakah kamu mau mengkritisiku atas perbuatan yang telah Allah tetapkan atasku untuk melakukannya sebelum Allah menciptakanku selama 40 tahun?! Berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam; maka Adam berhujjah atas Musa.” Dan hadits ini adalah siyaaq dari muslim.
Allah Ta’ala telah menetapkan hikmah dibalik rangkaian peristiwa yang terjadi pada Adam di dalam surga yang menyebabkannya dikeluarkan darinya. Tentu saja semuanya untuk maslahat yang sangat banyak. Hanya Allah saja yang tahu. Jadi, semuanya terjadi atas kehendak dan takdir Allah Ta’ala bukanlah atas keinginan Adam sendiri.
Hadits tersebut di atas telah membantah orang-orang yang mendustakan adanya takdir. Yaitu, hadits mengandung takdir yang telah ditetapkan sebelum terjadinya sesuatu.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Adam Alaihissalaam
Pertama, manusia memiliki nilai dan kedudukan yang tinggi dari makhluk yang lain karena Allah sendirilah yang menciptakan penghulu para manusia yaitu Nabi Adam alaihissalaam dan Allah telah memberikan amanah khilafah di atas muka bumi.
Oleh karena itu, manusia yang paling dekat di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Dan karena ketaqwaan ini pulalah yang bisa membuat manusia lebih mulia dari malaikat, karena manusia yang bertaqwa mampu meredam hawa nafsunya dan bersabar untuk tidak bermaksiat kepada Allah. Adapun malaikat, mereka adalah makhluk yang diciptakan tanpa hawa nafsu.
Pelajaran kedua; walaupun manusia memiliki banyak kekurangan diantaranya tubuh yang kecil , namun manusia sangatlah besar di sisi Allah Ta’ala ditinjau dari amanah dakwah yang dipikulnya. Oleh karena itulah, Allah memberikan banyak pertolongan bagi hamba-hamba-Nya yang menolong agamaNya. Allah melimpahkan nikmatNya yang begitu banyak supaya manusia menunaikan amanah tersebut sehingga manusia seluruhnya dapat mengerjakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
Pelajaran ketiga; peperangan antara manusia dan Iblis akan terus berlanjut sampai ruh dicabut dari jasadnya. Oleh karena itulah, manusia harus mempersiapkan dirinya dan senantiasa meminta perlindungan kepada Allah dari iblis dan syetan baik dari kalangan jin maupun manusia.
Pelajaran keempat; Allah telah menciptakan alam semesta beserta isinya untuk dinikmati oleh manusia, namun di sisi lain Allah juga telah membebankannya dengan syariat yang harus dijalankan dan supaya manusia hidup di jalan yang telah digariskan oleh Allah dalam syariatnya. Allah tidaklah memaksa manusia untuk memilih kebenaran. Namun manusia diberikan kebebasan menjatuhkan pilihannya antara menjadi hambaNya seutuhnya atau menjadi teman dan tentara Iblis. Hanya yang berakallah yang bisa berpikir, dan memilih yang terbaik. Hanya Allah sajalah yang mampu memberikan hidayah taufiqNya kepada siapa yang dikendakiNya untuk menempuh jalan yang lurus.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan