Sejarah Dakwah Dai untuk Dai

oleh: Abu Nabiela Peradaban tidak akan pernah lepas dari peran taarikh atau Ilmu sejarah, kita dapat merasa bangga dengan Islam dengan mempelajari Ilmu sejarah. Ilmu ini akan selalu hidup seiring dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia. Tentu saja sejarah harus berdasarkan data-data atau referensi yang konkrit dari para ahli sejarah yang amanah dan buku-buku yang terjamin kebenarannya. Sejarah menyimpan banyak hikmah dan pelajaran berharga dari pengalaman dan kejadian masa lalu untuk hidup yang lebih baik di masa yang akan datang secara umum dan secara khusus sejarah islam akan menjelaskan kepada ummat tentang ketetapan dan hokum Allah Azza Wajalla yang berlaku terhadap setiap jiwa dan masyarakat. Nah, dari sekian banyak sejarah yang ada, seorang muslim wajib meluangkan waktu untuk mempelajari perjalanan hidup Rasululah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersama para sahabat dan pengikutnya yang setia di atas jalan beliau. Mereka adalah para generasi pelopor yang mengusung dakwah ini. Mereka menjadi panutan ummat dari zaman ke zaman. Allah Ta’ala berfirman; mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.(al An’am:90) Sejarah dakwah nabi dan rasul akan menjadi bekal bagi para da’I dalam menghadapi medan dakwah baik dari segi akhlak maupun metode berdakwah dalam masyarakat. Metode dakwah mereka takkan pernah bisa digantikan oleh metode lain yang dibangun diatas hawa nafsu. Ingat! Merekalah rujukan utama kita dalam berdakwah. Ilmu sejarah dapat memberikan gambaran tentang kerakteristik kekufuran dan keimanan dalam jiwa manusia, memaparkan berbagai contoh yang dapat mempengaruhi hati setiap hamba untuk condong kepada keimanan maupun kekufuran. Namun, kita patut mensyukuri dakwah para nabi dan rasul yang membawa satu risalah dan satu aqidah yang lurus. Dakwah yang senantiasa mengajak pada keimanan. Allah Ta’ala berfirman tentang dakwah mereka; Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).(al ‘Araaf:59) Kisah-kisah mereka terjaga kebenarannya di dalam alqur’an dan al hadits yang shahih sehingga tak diragukan lagi kebenarannya, mereka menjadi acuan dalam berdakwah untuk seluruh manusia di penjuru alam. Sejarah dakwah tentu saja tidak terlepas dari kisah nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sumber utamanya adalah al-Qur’an al kariim. Jadi, semua kitab terdahulu harus sesuai dengan kabar dalam al-Qur’an dan tidak boleh bertentangan. Jika terjadi pertentangan atau ketidaksesuaian antara al-Qur’an dengan kitab para umat terdahulu yang notabene selama ini telah mereka ubah, koreksi dan telah mereka ganti, maka al-Qur’an lebih kita utamakan. Perbedaan mendasar dari sejarah dakwah kenabian ini adalah semua informasinya benar. Allah Ta’ala berfirman; Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.(al Kahfi:13) Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir'aun de- ngan benar untuk orang-orang yang beriman. (al qashas:3) Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".(al maidah:27) Sejarah ini juga erat kaitannya dengan wahyu yang diturunkan kepada rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang tidak seorang pun yang bisa menggambarkannya karena posisinya yang bersifat ghaib sehingga sekiranya tidak ada al-Qur’an, maka sungguh sejarah ini akan hilang bersama manfaatnya yang banyak itu. Allah Ta’ala berfirman; Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui.(Yusuf:3) Juga firmanNya; yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.(Ali Imran:44) Kisah nabi dan rasul tentu saja tidak bisa kita samakan dengan cerita-cerita fiktif atau bayolan yang tidak mendidik. Kisah nabi dan rasul mengajak kita untuk menjadi hamba yang mulia jauh dari kehinaan. Bagaimana tidak, dakwah mereka adalah dakwah tauhid yang murni, mengajak hamba untuk taat kepada Allah sampai akhir hayatnya, menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Kalau kita menyelami dakwah Islam secara khusus yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tentu saja akan melahirkan decak kagum. Sebagai agama yang terakhir tentu saja Islam menjadi penyempurna dakwah para dai dan rasul terdahulu. Oleh karena itu, kita sering mendapati syariat terdahulu yang sesuai dengan syariat Islam masih didakwahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan beliau tidak melarangnya. Terkadang beliau juga menceritakan kisah terdahulu kepada ummatnya supaya mereka dapat memetik pelajaran berharga di dalamnya. Beliau pernah bersabda; “sesungguhnya seorang (ada)laki-laki sebelum kalian yang dipisahkan antara daging dan tulangnya dengan sisir dari besi, (namun)tidaklah menggoyahkannya dari agama Allah Ta’ala”. Kita juga mendapati dakwah Islam adalah dakwah universal tak terkhusus untuk orang arab saja. Dakwah islam berlaku di setiap tempat dan zaman hingga hari kiamat kelak. Sejarah mencatat bahwa kota makkah dan madinah adalah tempat berkumpulnya berbagai kabilah dan agama seperti yahudi, nashrany, majusy, para penyembah bintang dan patung dan berbagai lapisan dan strata social dalam masyarakat, hingga datanglah Islam menyeru mereka untuk beralih kepada aqidah yang benar yaitu mengesakan Allah Ta’ala serta meninggalkan permusuhan antara suku, agama maupun bangsa. Islam berhasil mempersatukan mereka. Subahanallah! Kenapa kita mesti mengetahui kehidupan dakwah para nabi? Sebab pertama; karena Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk mengikuti jejak kehidupan mereka dalam ketaatan kepada Allah. firmanNya dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui. dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) Yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. semuanya Termasuk orang-orang yang shaleh. dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. mereka Itulah orang-orang yang telah Kami berikan Kitab, hikmat dan kenabian jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, Maka Sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat. (al An’am:83-90) Allah Ta’ala juga telah memerintahkan kita untuk berdoa kepadaNya meminta petunjuk ke jalan yang benar dalam surah alfatihah yang selalu kita baca dalam shalat Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (al Fatihah:6-7) mereka yang diberi nikmat oleh Allah dalam ayat ini adalah para nabi dan orang-orang yang mentaatinya dari kalangan para syuhada dan shiddiiqin. Sebab kedua: Allah Ta’ala telah memerintahkan kita untuk mengikuti petunjuk mereka karena kisah hidup mereka penuh dengan pesan dan ibrah yang bermanfaat. Baik itu dalam perkara keimanan mereka yang tulus kepada Allah, akhlak yang mulia, metode dakwah dan kesabaran dalam berdakwah. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah-rahimahullah-; dan pada kisah-kisah masalah ini(para nabi dan rasul) merupakan ibrah(pelajaran) bagi orang-orang yang beriman, karena sessungguhnya mereka(orang-orang beriman) mesti diuji dengan yang lebih (ujian) yang lebih banyak dari yang demikian itu, dan janganlah mereka berputus asa jika mereka diuji dengan yang demikian itu, dan (hendaklah)mereka tahu bahwa telah diuji dengannya orang yang lebih baik(para nabi dan rasul) dari mereka, dan dampaknya adalah kepada kebaikan, maka hendaklah orang yang ragu menjadi yakin, dan orang yang berdosa bertaubat, dan keimanan orang mukmin menjadi kuat, maka dengannyalah perlunya mengikuti jejak para nabi….” Oleh karena itu, ketika anda mencermati kehidupan para nabi dan rasul Allah, anda akan tahu bahwa kehidupan mereka adalah kehidupan orang-orang terpilih dan sesungguhnya mereka telah terjaga dari penyimpangan akidah dan penyimpangan risalah yang mereka sampaikan. Allah Ta’ala berfirman;”dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih” (Maryam:58) Sebab keempat; untuk mengetahui ketetapan Allah untuk mengadakan perbaikan di muka bumi ini dan mengetahui sebab-sebab berjayanya dien ini. Semuanya itu menjadi bekal bagi calon dai dalam perjalanannya membela kebenaran dan membasmi kebatilan. Dimana para nabi dan rasul terkadang menggunakan hujjah atau penjelasan dan terkadang pula mereka harus menggunakan kekuatan dengan mengangkat senjata. Sebagaimana firman Allah Ta’ala; mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.(al Baqarah:251) Ujian dan cobaan adalah sunnatullah(ketetapan Allah) Ta’ala terhadap hambaNya yang beriman. Para penentang akan senantiasa menghalangi dakwah ini dengan segala cara, namun Allah senantiasa pula akan menolong hambaNya yang beriman. Jadi, dengan mempelajari perjalanan hidup para nabi -alaihimussholaatu wassalaam- dengan niat tulus dan disertai dengan tekad besar tuk mengikuti jejaknya adalah jalan menuju kepada kemenangan yang telah mereka raih sebelumnya. Maka beruntunglah orang-orang yang mengikuti jejak dakwah mereka. Allah Ta’ala berfirman; dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.(an Nisaa:69-70) sebuah hadits dari Anas bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang hari kiamat, lalu ia berkata; kapan hari kiamat? Rasulullah berkata; “apa yang telah kamu persiapkan untuknya? Ia berkata; tidak ada sesuatu pun kecuali bahwasanya saya mencintai Allah dan rasulNya. Maka Rasulullah bersabda; kamu bersama dengan yang kamu cintai” Anas berkata; sedangkan saya mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan Abu Bakr dan Umar, dan saya berharap bisa bersama mereka karena cintaku kepada mereka, walaupun aku belum beramal sebagaimana amalan-amalan mereka.”

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan