Oleh; Abu Nabiela
Menjadi Pemikir Islam
Saudaraku, Hasan albashri pernah berkata; sesungguhnya hisab itu akan berat bagi suatu kaum di hari kiamat yaitu mereka yang tidak muhasabah di dunia.
Sekilas tampaknya merenung adalah nganggur atau sekadar melamun. Tapi lain halnya jika istilah merenung kita hubungkan dengan ajaran Islam, maka jadilah ia amalan yang berdaya guna, bernilai pahala di sisi Allah Subhanahu Wata’ala. Merenung bisa membuahkan hasil yang sangat memukau. Darinyalah lahir para generasi pembaharu yang menggemparkan peradaban dunia. Masih ingatkah anda dengan peristiwa turunnya ayat yang pertama kali turun yaitu surah al ‘Alaq di Gua hira. Di sanalah Rasulullah merenung dan mendekatkan diri pada Allah Subhanahu Wata’ala. Dari situlah Islam mulai di kenal, diikuti dan menjadi solusi hidup bahagia dunia akhirat.
Allah Ta’ala berfirman;
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.(ali Imran:191)
Ulul Albab, demikianlah Allah memberikan nama terbaik bagi para hamba-Nya yang menggunakan akal dan pikirannya untuk merenungi dan mengambil hikmah dari seluruh ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala. Sejatinyalah seorang muslim yang beriman kepada Allah Ta’ala untuk senantiasa mengingat Dzat yang menciptakannya. Karena Telah banyak pula para pembangkang yang lahir akibat dari meninggalkan amalan mulia ini. Fir’aun telah dibutakan hatinya oleh Allah karena ketamakan dan keangkuhannya. Ia adalah manusia yang tidak mau merenungi keagungan dan kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya.
Seorang ulul albab adalah hamba yang telah diberi kenikmatan yang banyak oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Betapa banyak professor dan orang yang pakar dibidangnya namun tidak mampu menggapai derajat ulul albab. Hanya ulul albab lah yang mampu memahami hikmah di balik segala sesuatu di dunia ini. Hikmah tersebut akan menggerakkan hatinya untuk tunduk dan menghinakan diri kepada Allah Subahanhu Wata’ala hingga kalimat syukur pun kan tumbuh dan bersinar lewat hati lisan dan prilaku-prilakunya. Tentu anda telah mendengar nama Lukmanul Hakim seorang hamba yang shalih, namanya diabadikan oleh Allah Ta’ala dalam al Qur’an. Tentu saja Beliau bukan orang sembarangan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman;
Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(Luqman:12)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda; “shalatlah dengan berdiri, jika kamu tidak mampu maka lakukanlah dengan duduk dan jika kamu tidak mampu maka lakukanlah dengan berbaring”. Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya dzikir merenung dan mengingat Allah hingga tak ada celah bagi seorang muslim untuk berhenti darinya.
Namun, anda yang pingin jadi ulul albab haruslah menjaga kesehatan akal dan pikiran. Sebagaimana anggota tubuh yang lain, akal dan pikiran sebagai unsur penting dalam tafakkur haruslah mendapat nutrisi seimbang. Hasan al Bashri berkata;”Wahai anak Adam, makanlah untuk sepertiga bagian perutmu, dan minumlah untuk sepertiga bagiannya, dan sisakan pula sepertiga bagian yang lain sebagai kelonggaran bernafas untuk berpikir”. Akal dan pikiran anda tidak boleh dicampuri oleh syahwat dan syubhat. Karena keduanya akan membuatmu lengser dari kemuliaan. Ketahuilah bahwa keduanya berasal dari kurangnya ilmu. Jadi nutrisi akal dan pikiran yang tak kalah pentingnya pula adalah menuntut ilmu agama.
Keutamaan Tafakkur (merenung mengingat Allah Subhanahu Wata’ala);
1. keberuntungan yang besar
diriwayatkan dari Nabi Isa –‘Alaihi as Salaam- bahwasanya Beliau berkata;”beruntunglah bagi orang yang perkataannya mengandung dzikir, diamnya adalah merenung (merenungi ciptaan Allah Ta’ala), dan penglihatannya adalah untuk mengambil ibrah (pelajaran)”.
2. kunci masuk surga
Diriwayatkan dari Luqmanul Hakim bahwasanya Beliau berkata;sesungguhnya banyak menyendiri akan mendorong untuk banyak bertafakkur(merenung) dan banyak merenung merupakan petunjuk untuk mengetuk pintu surga.”
3. melahirkan generasi produktif
berkata Wahb bin Munabbih;” seseorang yang lama berpikir(merenung), sama sekali tidak bertambah baginya kecuali pemahaman, seseorang yang paham tentunya tahu(bertambah ilmunya), dan orang yang tahu tentu akan mengamalkannya”.
4. merupakan ibadah yang utama
berkata umar bin Abdul ‘Aziz;”pembicaraan yang mengingatkan kepada Allah Azza Wajalla adalah kebaikan, sedangkan merenungi penciptaan Allah Subhanahu Wata’ala adalah ibadah yang afdhal (utama).”
5. melembutkan hatimu
banyak merenungi takdir Allah yang baik maupun yang buruk akan membentuk pribadi yang senantiasa mawas diri, banyak menangis karena takut kepada Allah dan senantiasa bersyukur atas nikmat-Nya. Jadi tafakkur ini adalah cahaya iman yang akan menerangi langkahmu dalam menggapai derajat taqwa.
Saudaraku, kulontarkan pertanyaan padamu; Apakah anda telah masuk dalam kategori ulul albab? Untuk menjawab pertanyaan ini tentunya kita perlu tahu jalan-jalan menuju ulul albab yaitu banyak bertafakkur(merenung plus berfikir) dan mensyukuri nikmat Allah Ta’ala. Merekalah yang senantiasa merenung dan bertanya pada dirinya; Kurang Apa Allah Padamu? Meskipun agak sulit menggapainya karena diliputi oleh syubhat dan syahwat sebagai racun pikiran.
Sekarang, aku mengajakmu untuk membiasakan diri merenung dan mengambil hikmah dari nikmat-nikmat Allah Ta’ala yang tak terhitung banyaknya itu. Semoga gambaran nikmat dan kasih sayang Allah pada hamba-Nya akan mengantarkan kita pada derajat ulul albab. Walau sangatlah besar cita-cita untuk kesana, namun Harapanku ucapan alhamdulillah kan senantiasa mengiringi hari-harimu dan jadilah hamba yang bersyukur.
0 komentar:
Posting Komentar